The Green School

The Green School
Jl. Jatiluhur Bloh H/4 Komplek Baranang Siang Indah

Senin, 01 November 2010

7 KEAJAIBAN DUNIA KUNO

1.  Colossus Rodos
Colossus Rodos adalah patung Helios, yang terletak di pulau Rodos, Yunani, dibuat oleh Chares dari Lindos antara 292 dan 280 SM. Patung ini dianggap sebagai 7 keajaiban dunia kuno. Sebelum kehancurannya, patung ini berdiri lebih dari 30 meter, membuatnya sebagai patung tertinggi dalam dunia kuna. Colossus Rodos memiliki tinggi yang hampir sama dengan Patung Liberty.
 

2.  Kuil Artemis
Kuil Artemis (Bahasa Yunani: Ἀρτεμίσιον Artemision, Latin: Artemisium), adalah kuil Yunani yang didirikan untuk Artemis, sekitar 550 SM di Efesus dibawah dinasti Achaemenid dari kekaisaran Persia. Kuil ini merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno. Kini, kuil ini telah hancur.

3. Mausoleum Mausolus
Mausoleum Maussollos atau Mausoleum Halicarnassus (dalam bahasa Yunani, Μαυσωλεῖον Ἁλικαρνασσεύς, Μαυσωλεῖον τοῦ Ἁλικαρνασσοῦ (Ἀλικαρνασσοῦ)) adalah makan yang dibangun antara 353 dan 350 SM di Halicarnassus (Bodrum, Turki kini) untuk Mausolus, satrap kekaisaran Persia dan Artemisia II dari Caria, istrinya.
Struktur ini didesain oleh arsitek Yunani, Satyrus dan Pythius.[1][2] Mausoleum ini memiliki tinggi sekitar 45 meter


4. Mercusuar Iskandariyah
Mercusuar Iskandariah atau Pharos Alexandria (dari bahasa Yunani o Φάρος της Αλεξάνδρειας) adalah sebuah mercusuar yang dibangun pada abad ke-3 SM di pulau Pharos berdekatan dengan kota Iskandariah kuna, Mesir Kuno. Ketinggiannya diperkirakan melebihi 115 meter dan merupakan antara struktur tertinggi ciptaan manusia selama beratus-ratus tahun. Antipater dari Sidon telah menyenaraikannya dalam senarai Tujuh Keajaiban Dunianya.

Sejarah
Kawasan pesisiran pantai merupakan tanah rata dan kurang sesuai sebagai pelabuhan kerana tidak mempunyai panduan unutk pedagang dan pelayar. Oleh karena itu, sebuah mercusuar yang dilengkapi dengan api dan cermin pantulan telah dibangun
Pembangunan
Bangunan mercusuar dirancang oleh Sostratus dari Snidus atas petunjuk Satrap (Gubernur) Ptolemeus I, seorang panglima Alexander Agung. Selepas Alexander meninggal dunia, Ptolemeus memproklamasikan diri sebagai raja baru dan mengarahkan pembangunan mercusuar. Bangunan ini disiapkan semasa pemerintahan anaknya, Ptolemeus II Philadelphus.
Menurut legenda, Sostratus dihalang oleh Ptolemeus meletakkan namanya di bangunan. Namun, Sostratus juga mengukir namanya di tapak bangunan itu, serta prasasti: Sostratus, anak Dexiphanes dari Cnidia membaktikan bangunan ini kepada Dewa-Dewa, bagi pihak pelayar dan penjelajah. Prasasti itu disorokkan di bawah selapis gips, dan di bagian luarnya tertulis satu lagi prasasti mengagungkan Ptolemeus.
Cerita-cerita dongeng pula menyatakan bahawa rumah api ini dapat dilihat dari jarak sejauh 56 km. Bangunan ini dibangun menggunakan batu berwarna muda dan mempunyai tiga bahagian: bahagian segi empat tepat bawah dengan teras pusat, bagian delapan sisi tengah dan bagian bulat atas. Sebuah cermin besar yang memantul cahaya matahari diletakkan di mercunya, manakala api digunakan pada waktu malam. Arca Dewa Laut, Poseidon didirikan di puncaknya pada zaman Kekaisaran Romawi.
Dinding bangunan mampu menahan ombak air laut. Bangunan ini berdiri kokoh dan merupakan antara tujuh keajaiban terakhir (kecuali Piramida Giza) yang roboh.
Kemusnahan
Dua gempa bumi pada 1303 dan 1323 telah meruntuhkan bangunan agung ini.

5. Patung Zeus di Olympia
Patung Zeus di Olympia adalah salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Patung ini dibuat oleh skulptor terkenal, Phidias (abad ke-5 SM) kira-kira tahun 432 SM di Olympia, Yunani.[1]
Patung yang terduduk, yang memiliki tinggi sekitar 12 meter, mengisi seluruh Kuil Zeus yang dibangun sebagai rumah patung ini.
Penyebab kehancuran patung ini hingga kini masih diperdebatkan.





6. Piramida Agung Giza
Piramida Agung Giza adalah piramida tertua dan terbesar dari tiga piramida yang ada di Nekropolis Giza dan merupakan satu-satunya bangunan yang masih menjadi bagian dari Tujuh Keajaiban Dunia. Dipercaya bahwa piramida ini dibangun sebagai makam untuk firaun dinasti keempat Mesir, Khufu (Χεωψ, Cheops) dan dibangun selama lebih dari 20 tahun dan diperkirakan berlangsung pada sekitar tahun 2560 SM.[1] . Piramida ini terkadang disebut sebagai Piramida Khufu.[2]
Sejarah
Piramida Agung Giza adalah bagian utama dari kompleks bangunan makam yang terdiri dari dua kuil untuk menghormati Khufu (satu dekat dengan piramida dan satunya lagi di dekat Sungail Nil), tiga piramida yang lebih kecil untuk istri Khufu, dan sebuah piramida “satelit” yang lebih kecil lagi, berupa lintasan yang ditinggikan, dan makam-makam mastaba berukuran kecil di sekeliling piramida para bangsawan. Salah satu dari piramida-piramida kecil itu menyimpan makan ratu Hetepheres (ditemukan pada tahun 1925), adik, dan istri Sneferu serta ibu dari Khufu. Juga ditemukan sebuah kota, termasuk sebuah pemakaman, toko-toko roti, pabrik bir, dan sebuah kompleks peleburan tembaga. Lebih banyak lagi bangunan dan kompleks ditemukan oleh Proyek Pemetaan Giza.
Beberapa ratus meter di barat daya Piramida Agung terdapat sebuah piramida yang sedikit lebih kecil, Piramida Khafre, salah satu penerus Khufu yang juga dianggap sebagai pembangun Sphinx Agung, dan beberapa meter lebih jauh ke barat daya adalah Piramida Menkaure, penerus Khafre, yang ketinggian piramidanya sekitar separuhnya.
Perkiraan waktu penyelesaian Piramida ini disepakati sekitar tahun 2560 BC.
Wazir Khufu, Hemon, atau Hemiunu, dipercaya sebagai arsitek dari Piramida Agung.

7. Taman Gantung Babilonia

 
Taman Tergantung Babylon (juga dikenali sebagai Taman Tergantung Semiramis) dan tembok-tembok Babylon (kini Iraq) telah dipertimbangkan untuk menjadi salah satu daripada Tujuh Keajaiban Dunia. Kedua-duanya telah dibina oleh Raja Nebuchadnezzar II (604-562 BC), cucu kepada Raja Hammurabi yang terkenal, sekitar tahun 600 SM . Taman tergantung Babylon terletak sekitar 50 kilometer selatan Baghdad, Iraq di sebelah tebing timur Sungai Euphrates.

Taman Tergantung ini juga telah dicatatkan dalam sejarah Yunani seperti oleh Strabo dan Diodorus Siculus, tetapi tidak banyak bukti yang menyokong akan kewujudannya. Sesetengah bukti yang dikumpulkan ketika penggalian istana Babylon hanya menunjukkan sesuatu yang umum tetapi tidak menunjukkan lebih dari sekadar hiasan yang menarik. Sesetengah berpendapat yang lokasinya mungkin telah dikelirukan oleh masa yang terlalu lama tambahan pula dengan kewujudan sebuah taman di Nineveh kerana jelas batu-batu bersurat di sana lebih menunjukkan yang taman itu telahpun dijumpai. Tulisan pada batu itu menunjukkan sesuatu alat yang digunakan seakan-akan Skru Archimedes untuk mengangkat air ke tempat tinggi.

Menurut sesetengah punca, taman tersebut dibina untuk menggembirakan isteri Nebuchadnezzar, Amyitis yang rindukan kampong halaman. Amyitis, anak kepada Raja dari kerajaan Medes, telah berkahwin dengan Nebuchadnezzar untuk menjalinkan hubungan kerjasama di antara dua negara. Negara dari mana dia datang adalah sebuah kawasan yang subur menghijau dan berbukit-bukau tetapi malangnya dia terpaksa berpindah ke kawasan yang rata dan tandus berbatu di Mesopotamia (sebuah kawasan di barat daya Asia) yang menyebabkan dia bersedih. Maka, raja memutuskan untuk membina keadaan seperti kampong halamannya di sebuah bukit tiruan yang berbumbungkan kebun-kebun dan taman.

Taman Tergantung sebenarnya tidaklah betul-betul "tergantung" seperti terikat dengan tali. Namanya datang dari terjemahan yang kata Yunani kremastos atau kata Latin pensilis, yang bermaksud bukan hanya "tergantung” tetapi "anjung," seperti terletak di atas berandah atau suatu teres.

Ahli geografi Yunani Strabo, yang memperihalkan tentang taman itu pada kurun pertama Sebelum Masihi, menulis "Taman tersebut adalah segi empat sama “quadrangular”, dan setiap sisi adalah sepanjang empat plethra. Ia mempunyai teres yang bertutup dalam keadaan menaik di atas yang lain, dan dipasakkan dengan tiang berbentuk petak. Semua itu berongga yang berisi tanah untuk membenarkan pokok-pokok besar untuk ditanam. Tiang-tiang, ruang dan teres-teres dibina dari bata yang dibakar dan simen tampalan."

Jika taman itu wujud, ia akan mempamerkan suatu pemandangan yang menarik: Bukit buatan yang subur menghijau memberi kelainan dari yang lain di sekelilingnya yang tandus.


"Pendekatan terhadap Taman itu ibarat pinggir bukit dan sebahagian dari struktur binaan menaik antara satu dengan lain tingkat demi tingkat... Di atas semua ini, tanah telah diletakkan dan telah ditanamkan pohon-pohon dengan lebatnya dengan setiap jenis yang, dengan saiznya yang besar dan menarik, memberikan kesenangan kepada pemiliknya... Air dinaikkan dengan banyaknya dari sungai walaupun tiada siapapun di luar yang dapat melihatnya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar